Pesik Dulu Disegani Lawan, Kini Makin Terpuruk

Pesik Dulu Disegani Lawan, Kini Makin Terpuruk

KUNINGAN- Pesik Kuningan pernah menancapkan dominasinya di level nasional, beberapa tahun lalu. Bahkan sepak bola Kabupaten Kuningan mencapai puncaknya dengan kesuksesan meraih medali perak di Porda 2010. Inilah prestasi tertinggi sepak bola yang pernah ditorehkan Kuningan di ajang amatir Jawa Barat. Kini, jangankan prestasi, nama Pesik Kuningan pun nyaris tak terdengar kiprahnya. Masa keemasan sepak bola di Kabupaten Kuningan berlangsung selama enam tahun yakni dari 2004 sampai 2012. Dalam dekade itu, nama Pesik cukup familiar di telinga masyarakat sepak bola nasional. Tim-tim besar yang berlaga di Indonesia Super League (ISL) pernah menjajal ketangguhan Pesik. Persib Bandung dan Persija Jakarta sampai menjalani pertandingan persahabatan di Stadion Mashud Wisnusaputra. Konsekuensi dari pertandingan persahabatan antara Pesik kontra Persib membuat Stadion Mashud dibanjiri puluhan ribu penonton. Persib yang kala itu dilatih Arcan Iurie, menampilkan permainan terbaiknya di hadapan puluhan ribu bobotoh yang memadati Stadion Mashud. Laga yang berkesudahan dengan kemenangan Persib Bandung itu membuat panitia pelaksana saat itu meraup untung besar lantaran tiket yang dijual melebihi ekspektasi. “Itu pertandingan terbesar yang dijalani Pesik di hadapan masyarakat Kuningan. Lawannya Persib Bandung. Saya masih ingat, Pesik antara tahun 2006 sampai 2010 merupakan tim yang disegani oleh lawan-lawannya,” kenang Awod, salah seorang pendukung setia Pesik. \"\"Saat bersamaan, Persija Jakarta yang merupakan seteru abadi Persib, menjalani TC di Kabupaten Kuningan. Tim asal Jakarta itu lebih dari sepekan mempersiapkan timnya sebelum tampil di ISL. Lapangan Caracas, Kecamatan Cilimus, dan lapangan sepak bola Wanayasa, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, menjadi saksi intensitas latihan Persija. “Dua tim besar ada di Kabupaten Kuningan. Benar-benar masa keemasan bagi Pesik yang berlaga di Divisi II Liga Indonesia. Entah kapan lagi Persib dan Persija bisa menjadikan Stadion Mashud sebagai tempat latihan,” ujar Awod. Bahkan Timnas U-21 yang kala itu dinakhodai Peter White dan asistennya, Danurwindo melakukan pemusatan latihan di Kabupaten Kuningan. Hasilnya cukup membanggakan. Satu bintang Pesik kala itu, Satria Nurzaman akhirnya direkrut untuk memperkuat Timnas U-21. “Kepercayaan public sepak bola baik lokal, regional maupun nasional kala itu sangat besar kepada Pesik. Saya ingat betul bagaimana Pesik yang merangkak dari Divisi III kemudian bisa melaju dan bertahan di Divisi I Liga Indonesia selama beberapa tahun. Sekarang Pesik hanya bertanding di Liga 3. Posisinya sama seperti klub Al Jabar Ciledug, dan Bina Taruna Kota Cirebon,” terang Ade Lesmana, mantan pelatih kepala Pesik Kuningan. Pesik yang sekarang tampil di Liga 3, sambung Ade, dipastikan tidak akan ambil bagian. Sesuai jadwal yang dikeluarkan PSSI, Liga 3 akan mulai digeber 9 Agustus mendatang. Pesik berada satu grup dengan PSGJ Cirebon, PSIT Kota Cirebon, Persindra Indramayu dan Persima Majalengka. “Dari lima tim yang akan tampil, Pesik dipastikan absen di pertandingan Liga 3. Saya sendiri tidak tahu penyebab Pesik tidak mengambil tiket pertandingan. Silakan tanya ke Askab PSSI Kabupaten Kuningan,” ujarnya. Ade yang kini konsen dalam pembinaan usia dini hanya bisa berharap, tim Porda Kabupaten Kuningan yang akan bertanding September mendatang bisa lolos babak kualifikasi dan menembus babak final. Kendati tidak akan bisa menyamai prestasi di Porda 2010, minimal tim sepak bola Porda Kabupaten Kuningan lolos dari babak kualifikasi. “Untuk Porda, saya masih bisa melihat ada peluang untuk lolos dari babak kualifikasi. Tim pelatih yang dipimpin Anas Nasrin sedang mempersiapkan tim. Doakan saja agar tim Porda bisa kembali mengharumkan nama Kabupaten Kuningan di kancah sepakbola amatir,” harap pelatih yang sukses mengantarkan Pesik menembus Divisi I Liga Indonesia tersebut. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: